Selasa, 03 Januari 2012

Business as Victim


Bisnis sebagai Korban dan Penjahat-Penjahat Bisnis


1.      Employee Thefts
Menurut penelitian ACFE di tahun 2004, kas merupakan target favorit bagi para pelaku fraud dan menyumbang 93 persen dari semua asset misappropriation. Mayoritas pencurian kas dilakukan melalui skema pengeluaran / pembayaran kas, diantaranya manipulasi sistem penagihan dan penggajian, pemalsuan biaya penggantian, dan check tampering. Mekanisme pencurian ini biasanya cukup sederhana. Kas kecil (petty cash) dicuri dengan cara memalsukan otorisasi tanda tangan atau menciptakan voucher atau kuitansi palsu untuk suatu pengeluaran.
Di samping itu, pegawai yang tidak jujur juga dapat melakukan fraud pada kegiatan penerimaan kas. Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan kecil yang tidak memisahkan pegawai yang bertugas menerima kas dengan petugas yang mencatat penerimaan tersebut.
2.      Payroll Fraud
Fraud melalui departemen penggajian umumnya dilakukan melalui penggunaan karyawan fiktif, penggelembungan jam kerja dan lembur, serta penggelembungan rekening pengeluaran atau klaim kesehatan.
3.      Fraudulent billing schemes
Fraud  ini biasanya dilakukan oleh pihak luar seperti vendor, pemasok, dan kontraktor. Fraud dilakukan melalui penyampaian faktur palsu untuk barang atau jasa yang  tidak diserahkan atau meningkatkan nilai faktur untuk barang atau jasa berkualitas rendah. Fraud ini sering melibatkan kolusi antara orang luar dan karyawan internal dan mekanismennya seringkali bersifat kompleks
4.      Fraud committed by outsiders
Fraud yang dilakukan dilakukan pihak luar terhadap perusahaan berupa fraud atas kartu kredit dan asuransi. Dampak dari fraud ini dapat menghancurkan bisnis retail yang berukuran kecil. Fraud pada kartu kredit diperkirakan telah menyebabkan kerugian bisnis Amerika di 2004 sebesar $ 650.000.000
Adapun dalam hal fraud pada asuransi, industri asuransi adalah pihak yang berisiko tidak hanya dalam membayar klaim palsu tetapi juga dalam memberikan pertanggungan dimana risiko kerugian yang sebenarnya lebih besar daripada yang diperkirakan berdasarkan data palsu dalam aplikasi asli.
5.      Management Thefts
Fraud oleh manajemen bisa sangat serius karena personil senior dapat mencampuri implementasi SPI yang didesain untuk mencegah fraud yang mereka lakukan. Perbuatan manajemen ini dapat berdampak yang sangat parah bagi moral perusahaan secara keseluruhan dan memberi contoh negatif bagi karyawan
6.      Corporate Thefts
Corporate fraud dilakukan oleh manajemen senior untuk menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Jenis penipuan termasuk financial statement fraud, pelanggaran antitrust, fraud surat berharga, penggelapan pajak, iklan palsu, kejahatan lingkungan, dan produk yang tidak aman
Financial statement fraud biasanya dilakukan dalam rangka meningkatkan laba dan kemudian harga saham di pasar modal atau rasio pendukung untuk persyaratan pinjaman
7.      Identity Theft
Pencurian identitas merupakan salah satu kejahatan yang paling cepat berkembang. Antara bulan Januari dan Desember 2005, Consumer Sentinel, database pengaduan yang dikembangkan dan dikelola oleh FTC, menerima lebih dari 685.000 penipuan konsumen dan keluhan tentang  pencurian identitas. Konsumen telah  melaporkan kerugian dari penipuan lebih dari $ 680.000.000. Dari jumlah tersebut, 63 persen terkait fraud dan 37 persen pencurian identitas.
Pencurian identitas didefinisikan sebagai "Penggunaan identitas orang lain secara sengaja, yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan akses keuangan mereka atau menggunakannya untuk kejahatan”. Di samping itu, dapat juga didefinisikan sebagai "orang lain menggunakan informasi pribadi Anda untuk membuat rekening palsu, untuk membebankan item ke rekening orang lain yang ada atau bahkan untuk mendapatkan pekerjaan”.
Banyak cara untuk melakukan pencurian identitas, diantaranya dengan melakukan penyusupan ke pihak pembuat kartu kredit, pencurian cek dari surat, pencurian kartu kredit yang belum disetujui, credit card skimming dan kejahatan lainnya. Menurut Toby Bishop dan John Warren, "pencurian informasi pribadi yang dapat dilakukan oleh hacker dan penjahat lain di luar organisasi Anda, atau oleh  karyawan, kontraktor dan lain-lain yang bekerja di dalam perusahaan.
Salah satu skema yang sering dilakukan adalah dengan membuat website palsu. Nasabah internet banking dari beberapa bank besar menerima e-mail yang seolah-olah berasal dari bank mereka. E-mail berisi link yang membawa pengguna ke situs internet tiruan, lalu user names dan password pelanggan akhirnya dapat dijebol.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko pencurian identitas adalah sebagai berikut:
§  Amankan nomor kartu kredit dan identitas pribadi
§  Monitor laporan kredit Anda.
§  Hancurkan laporan bank dan laporan kartu kredit.
§  Hindari pengiriman tagihan ke kotak surat
§  Memeriksa tagihan kartu kredit sebelum membayar.
§  Jangan pernah memberikan nomor kartu kredit atau informasi pribadi melalui telepon, kecuali jika Anda yang menelpon dan mempercayai orang itu.
8.      Organized Crime and Business
Corporate crime merupakan sebuah pelanggaran undang-undang pidana yang dilakukan baik oleh entitas korporasi atau oleh eksekutif, karyawan, ataupun agen yang bertindak atas nama dan untuk kepentingan korporasi, kemitraan atau bentuk lain dari badan usaha. Crimes of fraud, penyembunyian, dan penyalahgunaan menimbulkan korban baik kelompok maupun individu-individu dalam masyarakat.
Jika berpegang pada asumsi klasik tentang sifat manusia (GONE= Greed, Opportunity, Need, Exposure), tidaklah sulit dalam memahami motivasi bagi individu untuk terlibat dalam kejahatan korporasi. Munculnya kejahatan korporasi dapat juga dipahami dari  kelemahan pengendalian formal dan informal atas kegiatan usaha dan lemahnya pemberian sanksi.
Penjelasan Umum yang melibatkan asumsi tentang sifat manusia atau tentang sistem ekonomi tidak menjelaskan perbedaan antara perusahaan dan individu yang terlibat atau tidak terlibat pada suatu kegiatan ilegal. Tekanan dapat dianggap sebagai motif untuk melakukan kejahatan korporasi tetapi bukan merupakan suatu pilihan untuk terlibat di dalamnya.
Sedangkan perbedaan utama antara corporate crime dan organized crime adalah sebagai berikut:
§  Corporate crime dilakukan karena adanya peluang yang tersedia pada perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis yang sah.
§  Dalam organized crime, anggotanya harus menjalankan tindakan kriminal sebelum mereka memasuki kelompok tersebut, yang dibentuk untuk menciptakan peluang kejahatan.
United Nations Convention Against Transnational Organised Crime mendefinisikan organized criminal group sebagai kelompok terstruktur dari tiga orang atau lebih yang bertindak bersama-sama, selama periode waktu, dengan tujuan melakukan satu atau lebih kejahatan berat. Adapun definisi dari organized crime adalah sebuah organisasi kriminal yang terus bekerja secara rasional untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan terlarang yang kadang muncul karena  permintaan publik. Keberadaan dipertahankan terus menerus melalui penggunaan kekerasan, ancaman, dan / atau korupsi pejabat publik.
  Adapun karakteristik-karakteristik dari organized crime adalah:
§  Kegiatan konspirasi
§  Keuntungan ekonomi adalah tujuan utama
§  Tidak terbatas pada layanan yang melanggar hukum
§  Menggunakan taktik predator
§  Kontrol Efektif  atas anggotanya
§  Mafia adalah tipe  kejahatan terorganisir
Berkaitan dengan teori-teori yang menyebabkan organized fraud, beberapa orang berpendapat bahwa kita menciptakan masalah kejahatan terorganisir  kita sendiri dengan membuat undang-undang yang menghalangi anggota masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan. Teori Awal tentang kejahatan terorganisir bergantung pada faktor penyebabnya. Menurut Ethnic succession theory, setelah tiba di USA, setiap ethnic group dihadapkan pada sikap diskriminatif  dan merugikan sehingga tidak memungkinkan mereka utk menggunakan cara2 yang legitimet dalam meraih sukses. Organized crime akan mengupayakan cara meraih sukses dengan reward tertentu dan risiko yang kecil dan hampir semua anggota tinggal di lingkungan di mana mereka terus-menerus dikelilingi oleh penjahat dan nilai-nilai kriminal.

Tidaklah sulit untuk mengatakan bahwa kebanyakan laki-laki yang tertarik pada gaya hidup penjahat adalah para psikopat yang berkarakter predator dan sosiopat. Tidak ada alasan untuk menganggap bahwa gangster pada dasarnya berbeda dalam latar belakang dan karakteristik pribadi.  Mereka tidak lebih dari pelaku kejahatan jalanan biasa yang tidak terafiliasi atau kejahatan jalanan yang berafiliasi dengan gang yang sudah ada.


______________________


Dirangkum dari:
Silverstone, H., and Sheetz, M., 2007, Forensic Accounting and Fraud Investigation for Non-Expert, 2nd Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc (BAB 5 dan 6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar