Selasa, 03 Januari 2012

Cooking The Books


“Memasak Buku” Sama Dengan Fraud  

1.      Financial statement fraud
Financial statement fraud merupakan tindakan perusahaan yang disengaja untuk menipu atau menyesatkan pengguna laporan keuangan yang diterbitkan, terutama investor dan kreditor, dengan menyajikan dan menyebarluaskan laporan keuangan yang salah saji secara material. Fokusnya adalah pada penipuan yang disengaja terhadap pengguna laporan keuangan melalui penyusunan laporan keuangan yang tidak dapat diandalkan. Motif dan kesempatan untuk menghasilkan fraudulent financial statement merupakan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terjadinya fraudulent financial statement. Motivasi untuk perbuatan fraudulent financial statement dapat dikaitkan dengan kebutuhan untuk meningkatkan tambahan modal  dan tekanan dari pemilik. Kesempatan untuk menyebarkan fraudulent financial statement  dapat dikaitkan dengan tata kelola perusahaan yang tidak efektif dan tidak bertanggung jawab, bahkan kadang-kadang disebabkan oleh sebagian besar orang dalam (insider) di board of director dan komite audit.
Fraudulent financial statement dilakukan dengan berbagai tujuan, termasuk (1) memperoleh kredit, pembiayaan jangka panjang, atau investasi tambahan modal yang didasarkan pada laporan keuangan yang menyesatkan; (2) mempertahankan atau menciptakan nilai saham yang menguntungkan; (3) menyembunyikan kekurangan kinerja; (4) menyembunyikan transaksi bisnis yang tidak tepat (misalnya, penjualan aset fiktif atau penyajian aset yang benar), dan (5) mengatasi kesulitan keuangan yang bersifat sementara (misalnya, arus kas tidak mencukupi, keputusan bisnis yang tidak menguntungkan, pengendalian defensif dalam menjaga prestise). Manajemen juga mungkin terlibat dalam financial statement fraud untuk memperoleh keuntungan pribadi yaitu (1) meningkatkan kompensasi melalui laba yang dilaporkan lebih tinggi dari yang seharusnya; (2) meningkatkan nilai kepemilikan personal atas saham perusahaan pada saham berbasis kompensasi; (3) mengkonversi aset perusahaan untuk digunakan secara pribadi, dan (4) memperoleh promosi atau mempertahankan posisi saat ini dalam perusahaan.
2.      Profile of financial statement fraud
Terdapat lima faktor yang digunakan untuk menjelaskan high-profile financial statement frauds yaitu cooks, recipes, incentives, monitoring, dan end results, yang merupakan kepanjangan dari CRIME.
Cooks. (Memasak)
Hampir semua fraud laporan keuangan terjadi dengan adanya partisipasi, dorongan, persetujuan dan diketahui oleh tim manajemen puncak, termasuk CEO, CFO, presiden, bendahara, dan controller. Individu lain yang biasanya terlibat dengan penipuan laporan keuangan adalah controller, kepala operasi, anggota board of director, wakil presiden senior lainnya, dan auditor internal dan eksternal.
Recipes (Resep)
Fraud laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang paling sering terjadi seperti fraud atas pendapatan dan fraud atas hutang. Auditor diharapkan untuk mendeteksi metode yang paling sering digunakan dalam  fraud laporan keuangan dan auditor harus tahu lebih banyak dan lebih baik tentang pendeteksian skema fraud yang umum. Manajemen laba adalah metode yang paling banyak terjadi dalam fraud laporan keuangan.
Incentives
Insentif dalam bentuk ekonomi merupakan tipikal penyebab financial statement fraud, meskipun motif lainnya seperti motif psikopat, egosentris, atau ideologis dapat memainkan peranan dalam financial statement fraud.
Insentif memberikan motivasi untuk terlibat dalam financial statement fraud. Agency theory menunjukkan bahwa adanya konflik kepentingan antara tim manajemen puncak dan pemegang saham serta kreditor memberikan pengaruh yang buruk terhadap kualitas dan integritas proses pelaporan keuangan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya financial statement fraud.
Monitoring
Tanggung jawab corporate governance dalam menetapkan "tone on the top"  dengan menuntut pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi dan tidak menoleransi salah saji laporan keuangan adalah mekanisme pemantauan yang paling penting proaktif untuk mencegah dan mendeteksi fraud laporan keuangan. Mekanisme pemantauan kedua yang paling penting adalah adanya struktur pengendalian internal yang tidak memadai dan efektif. Meskipun manajemen yang terutama bertanggung jawab untuk merancang dan memelihara pengendalian internal, komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal harus memastikan bahwa pengendalian internal yang memadai dan efektif dalam mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi fraud laporan keuangan dan tidak memberikan ruang bagi manajemen untuk mengesampingkan kegiatan pengendalian. Hal ini mengantarkan pada peran penting mekanisme monitoring yaitu komite audit dapat berperan dalam mengawasi integritas dan kualitas proses pelaporan keuangan dan efektivitas struktur pengendalian internal.
End Resukts (Hasil Akhir)
Keterlibatan eksekutif puncak dalam cooking the books seringkali menderita konsekuensi personal berupa (1) kerugian nilai atas saham yang didasarkan pada kompensasi (2) tuntutan untuk mengundurkan diri atau dipecat (3) dilarang oleh SEC (Securities and Exchange Commission) untuk menjadi pejabat atau direktur pada perusahaan publik lainnya, dan (4) sanksi dalam bentuk denda atau penjara.
3.      Financial statement fraud case analysis
Suatu kasus nyata FSF (Financial Statement Fraud) dapat dianalisis secara gamblang dengan lima faktor interaktif fraud yaitu CRIME (cooks, recipes, incentives, monitoring, dan end result.). Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis fraud pelaporan keuangan dengan menggunakan faktor-faktor interaktif tersebut adalah:
Cooks                                    +
Recipes                                  +
Incentives                               +
Monitoring (lack of)                +
End Results                             =
CRIME

4.      Fraud prevention and detection strategies
Startegi pencegahan dan pendeteksian fraud harus dikembangkan untuk mendorong kualitas, integritas, dan keandalan dari proses pelaporan keuangan. Strategi-strategi ini meliputi:
(1)   Fraud Vulnerability Reviews (Reviu kerentanan fraud)
Fraud hotlines dapat digunakan oleh pihak dalam (seperti pegawai dan auditor internal) dan pihak luar (seperti pelanggan dan pemasok) untuk melaporkan adanya aktivitas fraud. Lebih lanjut, perusahaan dapat menerapkan kebijakan whistle-blowing.
(2)   Gamesmanship Review.
Gamesmanship merupakan suatu penilaian yang komprehensif atas filosofi tim manajemen puncak, sikap, gaya operasi, keputusan, tindakan, keyakinan, dan nilai-nilai etika yang berkaitan dengan proses pelaporan keuangan dan review terus-menerus atas  pelaporan keuangan manajemen yang dihubungkan dengan dengan security analyst, auditor internal, auditor eksternal, board of director, dan komite audit.
(3)   Fraud Prevention Program
Perusahaan hendaknya mengembangkan program pencegahan fraud, menetapkan kebijakan dan prosedur yang layak, mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur tersebut ke semua orang  di perusahaan, menegakan kepatuhan terhadap kebijakan dan secara periodik menguji efektivitasnya dalam mencegah dan mendeteksi fraud pelaporan keuangan.
(4)   Enforcement Procedures.
Perusahaan hendaknya mengembangkan prosedur penegakan/pelaksanaan internal fraud mereka dan menciptakan beberapa hukuman untuk cooking the books.  Perusahaan hendaknya mengadopsi kebijakan “no tolerance” terhadap fraud pelaporan keuangan.

_____________

Disarikan dari:
Rezaee, Z., 2002, Financial Statement Fraud: Prevention and Detection, New York: John Wiley & Sons, Inc. (BAB 3) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar