Selasa, 03 Januari 2012

Skema Fraud


Skema Fraud

1.     ACFE fraud tree
Pengkategorian fraud oleh ACFE dikenal dengan nama pohon fraud. Ini merupakan skema pengkategorian fraud individual yang diklasifikasikan dalam kategori, subkategori, dan  mikrokategori. Tiga kategori utama adalah (1) financial statement fraud, (2) asset misappropriation, and (3) corruption. Melalui pemahaman kategori dan karakteristik spesialnya merupakan hal yang penting dalam keberhasilan mendesain dan melaksanakan audit fraud yang setara dengan program pencegahan dan pendeteksian.
Karakteristik-karakteristik dari kategori skema terdiri dari:
·         Pelaku Fraud
Pelaku  financial statement fraud biasanya manajemen eksekutif dan pelaku asset misappropriation biasanya adalah level karyawan biasa. Dalam skema korupsi, pelaku fraud bisa siapa saja tetapi selalu melibatkan sekurang-kurangnya dua orang.
·         Ukuran Fraud
Kategori fraud dengan tingkat rata-rata keruguian tertinggi adalah financial statement fraud.
·         Frekuensi Fraud
Kategori fraud yang paling sering terjadi adalah asset misappropriation.
·         Motivasi
Financial statement fraud cenderung didorong oleh motif egocentric. Fraud ini juga cenderung dimotivasi oleh harga saham, baik langsung maupun tidak langsung.
Asset misappropriation biasanya dimotivasi oleh tekanan ekonomi. Tekanan ini biasanya didorong oleh perjudian, mabuk-mabukan atau perilaku alkoholik yang memerlukan uang untuk memenuhinya.Kadang-kadang motifnya adalah motif emosional seperti tantangan untuk melawan sistem atau ketidakpuasan dengan manajemen atau perusahaan.
Corruption fraud dapat juga dimotivasi seperti halnya asset misappropriation. Namun, corruption fraud seringkali didorong oleh motif bisnis (ekonomi), seperti skema penyuapan untuk memperoleh akses pada pasar yang tidak dapat diakses pihak lain.
·         Materialitas
Financial fraud seringkali mempertimbangkan materialitasnya pada organisasi, namun asset misappropriation cenderung tidak material bagi laporan keuangan.
Corruption dapat meterial, terutama untuk fraud yang besarannya diatas rata-rata kerugian corruption fraud.
·         Benefactors
Financial statement fraud dilakukan sebagai bagian dari perusahaan, meskipun biasanya merupakan permintaan dari pelaku fraud untuk memperoleh keuntungan. Kebalikannnya, keuntungan yang diperoleh oleh pelaku fraud pada asset misappropriation dan  corruption merupakan insider fraud against the company. Corruption dapat juga dalam rangka menguntungkan perusahaan dalam beberapa skema, seperti pada beberapa penyuapan.
·         Ukuran Perusahaan Korban
Karena Financial statement fraud biasanya dimotivasi oleh harga saham atau sesuatu yang berhubungan langsung dengan harga saham, perusahaan korban cenderung merupakan perusahaan terbuka dan cenderung merupakan perusahaan besar. Sesungguhnya perusahaan cenderung memiliki sumberdaya untuk menerapkan pengendalian internal, audit internal, dan program antifraud, untuk itu memiliki sedikit risiko yang terkait dengan asset misappropriation dimana secara intrinsik dikendalikan lebih ketat.
Kebalikannya pada asset misappropriation dan organisasi korbannya. Karena perusahaan ini cenderung kecil, mereka jarang memiliki sumber daya unutk melakukan pencegahan dan pendeteksian fraud.
2.      Financial statement schemes
Kategori  financial  statement  schemes dibagi menjadi dua sub kategori, yaitu financial dan nonfinancial. Skema financial  statement fraud paling banyak berkaitan dengan revenue overstatement. Ada lima skema pada subkategori ini dalam pohon fraud:
·         Timing Differences (Improper Treatment of Sales)
·         Pendapatan fiktif
·         Concealed Liabilities (Improper Recording of Liabilities)
·         Inadequate Disclosures
·         Improper Asset Valuation
3.      Corruption schemes
Terdapat empat subkategori untuk korupsi pada skema fraud, dua diantaranya memiliki tiga mikrokategori. Keempat subkategori tersebut adalah:
·         Konflik Kepentingan
·         Penyuapan
·         Gratifikasi Ilegal
·         Economic extortion.
4.      Asset misappropriation schemes
Jalan yang paling efektif untuk menemukan skema fraud kas dalam suatu perusahaan adalah melalui pemantauan atas karyawan. Hal ini tidak berarti berupa pengawasan secara langsung oleh pengawas atau manajer. Ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan pemisahan tugas dan fungsi secara layak yang memungkinkan para karyawan dapat melakukan saling memeriksa secara alami.
Berkaitan dengan skema asset misappropriation, terdapat beberapa definisi tentang misappropriation , diantaranya Black’s Law Dictionary, yang mendefinisikan misappropriation sebagai:
Tindakan menggelapkan atau pengalihan dengan  tujuan yang tidak dibenarkan,  perampasan yang tidak dibenarkan, istilah yang tidak mesti berarti pemborosan uang negara, meskipun mungkin berarti demikian. Istilah ini juga dapat mencakup pengambilan dan penggunaan properti pihak lain dengan tujuan  khusus  untuk memanfaatkan secara tidak adil atas goodwill dan reputasi pemilik properti yang bersangkutan.
Adapun Webster’s Dictionary sedikit berbeda dalam mendefinisikan misappropriation, yaitu mengambil sesuatu dengan cara salah (seperti pencurian dengan penggelapan). Sedangkan menurut Joe Wells, misappropriation lebih dari sekadar pencurian atau penggunaan secara tidah sah. Misappropriation mencakup penyalahgunaan bebarapa aset perusahaan untuk keuntungan pribadi.
Pada skema asset misappropriation, terdapat dua sub kategori yaitu kategori (1) kas, dan (2) persediaan dan aset lainnya.  Skema kas mencakup pengambilan kas dari karyawan lainnya. Skema kas ini mendominasi dalam  kasus asset misappropriation.Skema kas, dalam pohon fraud, dibagi dalam tiga kelompok yakni: cash larceny schemes, fraudulent disbursements schemes, dan skimming schemes. Adapun pada skema persediaan dan aset lainnya, seorang karyawan dapat melakukan penggelapan dengang dua jalan yaitu penyalahgunaan (sebagai contoh peminjaman) atau dengan cara mencurinya.

________
Dirangkum dari:
Silverstone, H., and Sheetz, M., 2007, Forensic Accounting and Fraud Investigation for Non-Expert, 2nd Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc. (BAB 4)
Coenen, T., 2008, Essential of Corporate Fraud, New York: John Wiley & Sons, Inc. (BAB 4) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar